Senin, 30 Juni 2008

Contoh Gerakan Menyeimbangkan Otak Kanan dan Otak Kiri





Gerakan dapat lebih lanjut dipelajari di buku "Rahasia Kecerdasan Shuang Guan Qi Xia" penulis Shifu Yonathan Purnomo

Minggu, 29 Juni 2008

Yang Perlu Diketahui dan Dilakukan Dalam PAUD Nonformal dan Informal Untuk Wujudkan Anak Indonesia yang Sehat, Cerdas, Ceria, dan Berakhlak Mulia

Kekuatan Otak
Robert L. Helibroner dalam artikelnya yang berjudul “Apa yang Membuat Jenius” memberikan informasi tentang kemampuan super orang-orang yang tidak berpendidikan formal tetapi dapat melakukan ketangkasan-ketangkasan mental yang menakjubkan. Zerrah Collum, seorang anak laki-laki petani Vermont abad 19-an, mempunyai kekuatan menghitung yang begitu luar biasa. Di hadapan sekelompok orang-orang terpelajar dia dapat menghitung 8 pangkat 16 hanya dalam benaknya / menghitung di luar kepala. Dia telah memberikan jawaban 281.474.976.710.656 yang membuat pemirsa tercegang. Pada saat itu Zerah Collum baru berusia 8 tahun. Truman Henry Safford yang berusia 10 tahunan pada tahun 1846 diminta mengalikan 365.365.365.365.365.365 dengan angka tersebut dan memberikan jawaban yang benar dalam waktu satu menit. Di China, seorang gadis berusia 11 tahun mampu mengalikan 11 digit dengan 11 digit di dalam kepalanya hanya dalam hitungan menit.
Peter Russel dalam bukunya “The Brain Book” menyatakan bahwa Xerxes dapat mengingat seluruh anggota pasukannya yang berjumlah seratus ribu orang. Cardinal Mezzofanti menguasai tujuh puluh hingga delapan puluh bahasa. Shass Pollaks seorang Yahudi Polandia dapat mengenal tiap kata dan tiap halaman dari kedua belas jilid kitab Talmud Yahudi.
Apa yang membuat seseorang dapat menciptakan karya-karya yang begitu menakjubkan? Leonardo da Vinci, Thomas A. Edison, Beethoven, Mozard, Einstein terkenal karena mereka memiliki kecerdasan otak yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Mengapa sebagian orang begitu luar biasa sedangkan sebagian besar yang lainnya biasa-biasa saja?
Tidak ada hal yang secara pasti menjelaskan kemampuan tokoh-tokoh luar biasa di atas. IQ seseorang tidak begitu berpengaruh terhadap kecerdasan otak. Penelitian oleh Dr. Chaterine Morris Cox menunjukkan bahwa banyak orang yang dianggap jenius tidak memiliki IQ khusus yang luar biasa. Leibnitz seorang filsuf, Goethe seorang penyair, Grotius seorang ahli hukum besar dari Belanda memang mencapai skor 190. Namun demikian, Copernicus sang astronom hanya memiliki skor 130, Cervantes yang melukis Don Quixote mempunyai skor kurang dari 110, Rembrandt pelukis legendaris memiliki skor 135. Bach sang komponis, Darwin pencetus teori evolusi serta Abraham Lincoln Presiden Amerika Serikat, ketiganya mempunyai skor yang sama yaitu 140. Lonardo da Vinci memilki skor tidak lebih dari 150.
Bagaimana dengan faktor hereditas / keturunan? Memang ada banyak kasus yang mengungkapkan bahwa orang tua yang cerdas memiliki anak yang cenderung cerdas namun hal tersebut bukan suatu pola yang baku. Mozart dan Mendelsshohn berasal dari latar belakang keluarga pemusik. Keluarga Bach adalah keluarga pemain orchestra, Huxley dan Darwin mempunyai garis keturunan yang cerdas dalam dunia ilmiah. Namun demikian banyak ditemui bahwa sebagian besar orang yang dianggap jenius berasal dari keturunan yang tidak terkenal bahkan secara keahlian tidak memiliki sangkut paut dengan keahlian mereka. Shakespeare memiliki orang tua yang merupakan penduduk biasa sebuah kota kecil. Leonardo da Vinci adalah seorang anak di luar nikah antara seorang pengacara Florentina dengan seorang gadis anak petani.
Semua orang berpotensi memiliki kecerdasan otak yang tinggi. Kecerdasan tidak ditentukan tingkat IQ maupun hereditas.
Otak, organ kecerdasan manusia yang merupakan anugerah Sang Pencipta yang begitu luar biasa bagi kehidupan manusia. Otak manusia tidak 2 % dari berat tubuhnya. Otak manusia terdiri memiliki dua belahan yaitu kanan dan kiri. Otak kiri mengatur masalah yang berhubungan erat dengan masalah sekuensial, matematik, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan logika. Otak kanan mengatur masalah yang berhubungan bahasa, kreativitas dan imajinasi. Secara umum dapat disimpulkan bahwa otak kiri bersifat harafiah yaitu logis, analitis, matematis, dan fokus pada fakta dan pemikiran sedangkan otak kanan lebih bersifat metaforis yaitu imajinatif, artistik, teoritis, dan fokus pada khayalan dan perasaan. Kedua belahan otak merupakan satu kesatuan. Keduanya sama-sama pentingnya seperti klik kanan dan klik kiri pada mouse komputer. Kedua belahan otak inilah menginspirasi rancangan komputer yang menggunakan double processor.
Profesor Isaac Asimov dalam “The Brain” mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang dipaparkan oleh fakta-fakta ilmiah:
• Mengapa kita tidak menjadi pembelajar yang lebih baik padahal kita memiliki 200 milyar otak? Ini sama banyaknya dengan jumlah bintang di seluruh galaksi.
• Mengapa kita tidak bisa lebih baik dalam mengingat sesuatu hal padahal kita mampu menyimpan sekitar 100 milyar bit informasi? Ini ekuivalen dengan 500 ensiklopedia.
• Mengapa kita tidak bisa menjadi pemikir yang lebih cepat padahal pikiran kita mengalir dengan kecepatan lebih dari 540 km / jam? Ini lebih cepat dari kereta api tercepat yang ada.
• Mengapa kita tidak lebih baik dalam memahami sesuatu hal padahal otak kita mempunyai lebih dari 100 triliun kemungkinan koneksi / sambungan? Ini akan menjadi computer yang paling canggih.
• Mengapa kita tidak lebih kreatif padahal kita rata-rata melakukan 4000 pemikiran setiap 24 jam? ini sama artinya 166 ide per jam atau 40 dolar sehari apabila satu sen per pikiran.

Yang Perlu Diketahui Dalam Masa Kehamilan
Bagaimana memiliki anak yang memiliki kecerdasan super? Bagaimana memiliki anak yang memiliki otak yang cemerlang? Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh orang tua dan para calon orang tua yang ingin memiliki anak yang cerdas.
Proses kehamilan dimulai dari bertemunya sel sperma dengan sel telur yang menghasilkan sel yang disebut zigot. Ketika zigot menempel pada dinding uterus, zigot disebut embrio. Pada saat bersamaan terbentuklah otak yang merupakan pusat kendali dan penentu kecerdasan manusia. Masa kehamilan ini sangat penting bagi perkembangan otak. Selama kehamilan, proses yang terjadi dipusatkan untuk perkembangan otak – selain perkembangan organ-organ lain. Proses perkembangan otak yang hanya 41 minggu sebelum proses kelahiran harus benar-benar menghasilkan otak yang telah sempurna. Ketika seorang bayi dilahirkan, otaknya telah benar-benar sempurna sementara organ-organ lain masih memerlukan waktu untuk tumbuh sempurna.
Proses pembentukan otak di rahim selama 41 minggu merupakan waktu yang paling ideal. Kelahiran di bawah 41 minggu dapat berisiko dan berbahaya bagi kecerdasan anak tersebut. Seorang bayi yang dilahirkan secara prematur mungkin dapat untuk sekedar berkembang dan terus hidup namun sangat berisiko mengalami banyak gangguan kecerdasan dan kelainan otak. Seringkali orang tua terutama pasangan orang tua yang masih muda kurang mengetahui tentang pembentukan dan kecerdasan otak. Kemajuan teknologi kedokteran dan obat-obatan dapat memacu kelahiran dini. Hal tersebut haruslah dihindari. Demikian juga mengambil keputusan untuk melahirkan prematur. Melahirkan secara prematur haruslah dihindari kecuali hal tersebut merupakan satu-satunya cara yang dapat ditempuh karena membahayakan jiwa ibu atau bayi yang dikandung.
Pada masa kehamilan, asupan nutrisi dan gizi sangat penting bagi perkembangan janin. Yang diperlukan untuk dilakukan orang tua pada masa ini adalah pemilihan makanan secara seimbang, mengandung segala kebutuhan nutrisi bagi tumbuh kembang janin. Orang tua harus benar-benar menjaga kehamilan baik. Selain itu, memperdengarkan sang janin pada musik-musik klasik kini juga diyakini dapat merangsang otak janin sehingga kelak sang anak memiliki otak yang cerdas. Langkah tersebut dapat diaplikasikan bagi para ibu yang sedang mengandung.

PAUD
Selain fase kehamilan, masa anak-anak menjadi masa yang paling penting dalam tumbuh kembang otak. Pada masa ini seorang anak belajar untuk melatih otaknya, melatih kecerdasan, mengisi otaknya dengan segala macam pengetahuan. Masa ini adalah masa yang terbaik sesseorang menyerap pengetahuan dan belajar. Di masa ini otak dalam performa paling optimal untuk belajar. Menurut penelitian, kadar biokimia yang dihasilkan oleh otak pada masa ini akan berkurang setelah usia 30 tahun.
PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan kecerdasan di masa anak-anak. PAUD dapat diselenggarakan secara nonformal (lembaga pendidikan bukan sekolah) maupun informal (di dalam keluarga). Keduanya saling melengkapi.
PAUD dalam perkembangannya saat ini cukup menjadi sorotan akhir-akhir ini. Namun demikian pada praktiknya, PAUD yang diselenggarakan di beberapa tempat diajar oleh orang-orang yang tidak memiliki kemampuan atau pengalaman di bidang pendidikan. Memang cukup ironi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar PAUD yang dilaksanakan secara nonformal maupun informal dapat mencetak anak-anak yang cerdas.

Gembira – Kasih Sayang
Otak tidak pernah bekerja dengan konstan seperti mesin tetapi bekerja secara dinamis dipengaruhi oleh perubahan yang mendominasinya. Perubahan neurotransmitter atau zat-zat yang dihasilkan oleh tubuh seperti acetilkolin, norepinefrin, serotonin, dopamine, histamine dan sebagainya menstimulasi kerja otak. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh keadaan mental yaitu pikiran dan emosi yang mendominasi, tingkat kelelahan fisik, cuaca, penyakit, makanan, dan sebagainya. Perasaan senang akan membuat otak memproduksi hormon-hormon baik. Sebaliknya, rasa sedih membuat otak menghasilkan hormon yang tidak baik. Penting bagi orang tua menstimulasi anak untuk merasa gembira. Dalam kondisi gembira, otak menghasilkan hormon baik dan membuat anak lebih mudah menyerap informasi atau pelajaran dengan mudah.
• Dalam hal ini, berikan kasih sayang yang tulus pada anak. Usahakan komunikasi yang baik terjalin antara orang tua dan anak. Bagi orang tua yang sibuk, penting untuk diperhatikan bahwa kasih sayang orang tua tidak dapat digantikan oleh baby sitter, pembantu atau orang lain.
• Hal lain yang dapat dilakukan adalah memperdengarkan musik atau lagu-lagu yang energik, bersemangat dan penuh gairah terutama pada pagi hari pada anak-anak. Hindari lagu-lagu cengeng dan tidak membangun.

Oksigen dan Nutrisi
Otak dalam kerjanya perlu mendapat energi yang cukup. Dalam prakteknya, energi diperoleh dari oksigen yang dihirup melalui proses bernafas dan nutrisi dari makanan. Otak mengkonsumsi 20% oksigen dalam darah arterial. Otak memerlukan oksigen melalui pasokan darah secara kontinyu 24 jam sehari. Penting untuk dilakukan oleh orang tua agar anak-anak mendapat udara cukup oksigen untuk pasokan ke otak.
Yang dapat dilakukan adalah:
• Hindari rokok. Penting bagi orang tua yang merokok untuk menghentikan kebiasaan merokok. Selain mengganggu kesehatan orang tua itu sendiri, asap rokok berpengaruh menghambat suplai oksigen pada anak.
• Selanjutnya, penanaman tumbuhan di lingkungan rumah sangat membantu mengurangi polusi udara sekaligus memberi tambahan pasokan oksigen di lingkungan rumah.
• Selain itu, hindari menyalakan atau memanasi kendaraan bermotor di dalam rumah. Gas CO yang dihasilkan dari pembakaran kendaraan bermotor mengganggu pernafasan dan berbahaya karena mengikat hemoglobin dalam darah. Hemoglobin (Hb) yang bergabung dengan CO menyebabkan darah kekurangan oksigen.
• Bagi keluarga yang memelihara binatang seperti kucing dan anjing, usahakan anak jauh dari binatang tersebut. Bulu binatang yang rontok dapat terhirup dan mengganggu pernafasan anak.
Selain langkah di atas, ada metode yang dapat dilakukan untuk menyuplai oksigen pada otak. Metode yang dimaksudkan adalah pernafasan otak. Secara sederhana, pernafasan otak ini dapat dilakukan dengan cara menarik nafas selama 4 hitungan, tahan nafas selama 4 hitungan, hembuskan nafas selama 4 hitungan. Latihan pernafasan ini dapat diajarkan dan dilakukan bersama-sama oleh orang tua. Latihan bersama ini dapat juga berfungsi untuk meningkatkan intensitas hubungan orang tua dan anak selain menyehatkan otak dan tubuh.
Sementara itu, untuk nutrisi yang diberikan haruslah cukup dan seimbang untuk tubuh dan otak. Tidak selalu makanan yang bergizi lengkap dan seimbang adalah makanan yang mahal-mahal.
• Sebisa mungkin hindari snack-snack ringan untuk dikonsumsi anak-anak. Snack ringan banyak mengandung MSG yang dapat menurunkan kecerdasan otak.
• Sebisa mungkin, hindari juga junkfood untuk dikonsumsi anak.
• Selain itu, jangan mudah percaya pada produk-produk yang menawarkan mampu meningkatkan kecerdasan otak. Biarkan kecerdasan otak anak berkembang melalui proses alamiah, bukan secara instan melalui zat-zat yang terkandung dalam produk tertentu.
• Usahakan anak mengkonsumsi makanan-makanan yang segar. Hindari memanasi makanan untuk dikonsumsi anak lebih dari dua kali. Usahakan tidak memberikan pada anak makanan-makanan yang terlalu lama disimpan di lemari pendingin.
• Hindari kesalahan memasak yaitu memasak makanan terlalu lama. Makanan yang dimasak terlalu lama berpotensi menghilangkan kandungan gizi dalam makanan tersebut. Hindari juga memasak sampai hangus. Makanan hangus mengandung karsinogen yang dapat memacu munculnya sel kanker.

Berpikir, Bergerak, Berkeringat
Hal lain yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan anak adalah rangsang anak untuk berpikir. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan permainan edukatif pada anak. Anak dilatih berpikir untuk menyelesaikan permainan puzzle atau sejenisnya.
Selanjutnya, usahakan anak aktif bergerak dan berkeringat. Sampai pada batas tertentu, jangan batasi anak aktif bergerak. Pada usia 0-12 tahun merupakan masa men-charge otak anak agar kelak menjadi seorang pembelajar yang hebat. Sebagaimana baterai handphone yang masih baru perlu di-charge 5-8 jam pada awal penggunaan, demikian juga pada otak manusia. Gerakan-gerakan yang dilakukan secara aktif dan sampai berkeringat merangsang otak untuk menghasilkan mielin – zat kecerdasan otak. Jika masa men-charge otak ini tidak digunakan dengan baik dengan gerakan-gerakan aktif anak, anak dapat mengalami gangguan kecerdasan di masa mendatang. Bisa jadi anak tampak pandai saat masih kanak-kanak namun kelak anak dapat bertumbuh menjadi orang yang bodoh. Hal tersebut dapat terjadi karena mielin yang dihasilkan otak langsung digunakan pada masa anak tanpa adanya suplai ulang. Kelak, otak dapat mengalami drop – seperti baterai handphone yang nge-drop karena hanya di-charge 1-2 jam dan langsung digunakan. Bagi orang tua yang memiliki anak yang pasif, orang tua dapat mendampingi anak untuk bermain dan aktif. Momen tersebut juga membantu meningkatkan kualitas hubungan orang tua dengan anak.

Pengulangan
Penelitian mengungkapkan bahwa manusia paling tidak memiliki 2 macam ingatan yaitu ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek berfungsi mengatur prioritas dan tujuan hidup. Ingatan ini membuang informasi yang sifatnya kurang penting sehingga seseorang mampu mengorganisasikan informasi yang memiliki makna dan keterkaitan sosial yang menyebabkan hidup bermakna untuk dijalani. Sedangkan ingatan jangka panjang adalah ingatan yang dapat bertahan dalam kurun yang panjang bahkan berpotensi menjadi ingatan seumur hidup.
Hasil survey menyatakan bahwa 50% dari apa yang dilihat dan didengar manusia akan terlupakan dalam waktu 5 menit, 75% informasi yang masuk memori otak manusia akan terlupakan kurang dari 1 jam, 90% informasi akan terlupakan dalam sehari, dan 98% informasi yang diperoleh akan hilang setelah 1 minggu kemudian.
Agar suatu ingatan dapat menempati ingatan jangka panjang, faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:
• Adanya prioritas ingatan seperti proses belajar, penelitian atau terhadap sesuatu yang dianggap penting.
• Adanya kandungan emosi atas peristiwa, semakin kental kandungan emosi seseorang dengan informasi atau kejadian tertentu, makin kuat ingatan berpotensi menjadi ingatan jangka panjang.
• Adanya pengulangan aktivitas yang bersifat lebih permanen. Pertemuan yang berlangsung selama jangka waktu lama, setiap hari mendengar atau melihat dan sebagainya berpotensi menjadi ingatan jangka panjang.
Pengulangan di dalam PAUD menjadi hal yang cukup penting untuk menanamkan pada anak hal-hal yang penting untuk diingat (ingatan jangka panjang).

Gunakan Otak Kanan dan Kiri Bersamaan
Hal yang baru yang perlu juga diaplikasikan untuk mengembangkan kecerdasan otak anak adalah melatih anak menggunakan kedua belahan otaknya secara bersamaan. Memang ada ungkapan yang mengatakan bahwa seseorang tidak akan dapat melakukan dua hal sekaligus, setidaknya tidak bisa dengan baik. Pada saat seseorang melakukan dua pekerjaan secara serentak, konsentrasi menjadi terpecah dan memecah potensi kemampuan otak, dan itu hal yang mustahil. Benarkah?
Tentu saja tidak. Ketidakmampuan yang ditunjukan seseorang untuk melakukan dua pekerjaan berbeda karena kecenderungan pola didik yang mengandalkan otak secara terpisah. Kita telah terbiasa untuk melakukan sesuatu secara satu-persatu, bukan serentak. Pemain sirkus, ahli kungfu dapat melakukan gerak ganda yang secara umum sulit dilakukan orang lain. Mereka tidak lahir dengan kemampuan fantastis. Mereka mampu melakukan beberapa pekerjaan pada waktu yang bersamaan karena melakukan latihan yang ketat dan sistematis.
Bagaimana melatih penggunaan kedua belahan otak anak? Kedua belahan otak dapat dilatih dan digunakan dengan metode senam otak. Senam otak ini secara secara sederhana melatih koordinasi anggota gerak (jari, tangan, kaki) untuk melakukan hal yang berbeda dalam waktu bersamaan. Pada awalnya tentu saja akan banyak kerumitan yang dijumpai tetapi anak (termasuk orang tua) dapat melakukan hal tersebut jika terus berlatih secara konsisten.
Beberapa contoh senam otak yang dapat dilakukan*:
• Lakukan secara bersamaan. Untuk tangan kiri, sentuhkan ibu jari ke telunjuk; untuk tangan sentuhkan ibu jari ke kelingking. Selanjutnya untuk tangan kiri, sentuhkan ibu ke jari tengah; untuk tangan kanan sentuhkan ibu jari ke jari manis. Kemudian untuk tangan kiri, sentuhkan ibu jari ke jari manis; untuk tangan kanan sentuhkan ke jari tengah. Selanjutnya untuk tangan kiri, sentuhkan ibu jari ke kelingking; untuk tangan kanan, sentuhkan ibu jari ke telunjuk. Lanjutkan dengan membalik gerakan sehingga posisi kembali ke posisi semula.
• Lakukan dengan posisi duduk. Lakukan gerakan secara bersama, tangan kanan memukul paha dengan arah vertikal sementara tangan kiri mengusap paha dengan arah horizontal. Pukulan tidak perlu banyak tenaga. Setelah menguasai, lakukan pergantian secara cepat; tangan kiri memukul sementara tangan kanan mengusap paha.
• Lakukan secara bersamaan, tangan kanan bergerak membentuk angka 8, sementara tangan kiri membentuk angka 0. Lakukan pergantian, tangan kanan bergerak membentuk angka 0 sedangkan tangan kiri membentuk angka 8.
Ada berbagai variasi gerakan lain yang dapat dilatih pada anak untuk mengoptimalkan penggunaan otak kanan dan otak kiri secara bersamaan.

Tanamkan Nilai Moral – Berikan Teladan
Menjadi cerdas saja tidak cukup, anak harus dibekali nilai moral. Tanpa hal tersebut, dengan kecerdasan yang dimiliki akan sangat berbahaya karena kelak dapat melakukan apa yang menguntungkan dirinya sendiri, menghalalkan berbagai cara untuk memanfaatkan orang lain, mengeksploitasi orang lain, merugikan dan mengorbankan orang lain.
Penting untuk diperhatikan, pilihlah ungkapan-ungkapan yang tepat dalam menanamkan nilai moral pada anak. Hindari kata-kata, “Besok kalau sudah besar, cari uang yang banyak” dan kata-kata serupa untuk memotivasi anak dalam menggapai cita-citanya. Akan lebih baik jika dikatakan “Raih cita-citamu, bekerja atau berbisnis yang halal. Jangan curang, jangan korupsi. Jadilah orang yang berguna bagi sesama, saling tolong-menolong, menghormati dan menghargai”
Dalam PAUD, ajari juga anak untuk berdoa, mengucap syukur; tanamkan dasar kerohanian untuk anak. Tidak hanya mengajari, orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Mari, wujudkan anak Indonesia yang sehat, cerda, ceria dan berakhlak mulia melalui layanan PAUD.

*gerakan-gerakan dan gerakan lain dapat dipelajari (disertai gambar) di dalam buku “Mengenal Rahasia Kecerdasan Otak Shuang Guan Qi Xia”, penulis Shifu Yonathan Purnomo

Sumber:
Buku “Mengenal Rahasia Kecerdasan Otak Shuang Guan Qi Xia”, penulis Shifu Yonathan Prunomo,
Seminar “Kecerdasan Otak”, pembicara Shifu Yonathan Purnomo,
dan sumber-sumber lain.